Udang kehilangan rasanya

Pengasaman laut akibat pemanasan global mengubah rasa udang

Sudah lama diketahui bahwa dampak perubahan iklim mengubah kualitas makanan. Sekarang sebuah studi baru menunjukkan bahwa, selain membahayakan kehidupan laut, itu juga dapat memengaruhi rasanya. Dalam kasus udang, terbukti bahwa semakin tinggi keasaman air, semakin rendah rasanya.

Sebagian besar karbon di atmosfer disimpan di lautan di seluruh dunia. Semakin banyak karbon yang diserap, semakin asam airnya. Pengasaman laut membahayakan keberadaan organisme, seperti plankton dan karang, yang merupakan dasar dari rantai makanan laut. Tanpa sumber makanan ini, sebagian besar spesies terancam.

Pengasaman laut juga dapat mengubah rasa khas ikan dan kerang. Sebuah tim peneliti internasional menempatkan ratusan udang Nordik (Pandalus borealis) di dalam kolam yang meniru keasaman laut yang diproyeksikan untuk tahun 2100; mencapai pH 7,5. Sebuah kelompok kontrol disimpan dalam lingkungan dengan pH 8,0, keasaman rata-rata saat ini di lautan dunia.

Setelah tiga minggu, sekelompok 30 penikmat dan pencicip profesional mencicipi udang dari kedua tangki. Mereka yang menghuni perairan yang paling sedikit asamnya dinyatakan paling enak, sedangkan yang dari tangki asam tidak hanya mengalami tingkat kematian 63%, tetapi juga rasanya tidak enak.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Shellfish Research, menunjukkan sekali lagi bahwa perubahan iklim mempengaruhi kuantitas dan kualitas pasokan makanan. Apakah ini akhir dari industri udang?

Kredit Gambar: Igor Golovniov/ZUMAPRESS/EFEVISUAL

Related Posts