Mekanisme berburu lumba-lumba


Phocaenids menggunakan suara seperti senter untuk menangkap mangsanya.

Ketika lumba-lumba (Phocoenidae) berburu, mereka dapat memperkuat atau membatasi penyebaran berkas suara yang mereka pancarkan untuk ekolokasi, tergantung di mana mereka berada.

Dalam studi dari Aarhus University di Denmark, lumba-lumba di fasilitas penelitian di lepas pantai Denmark dilengkapi dengan perangkat yang dapat mendeteksi suara.

Para peneliti memasang serangkaian mikrofon di dalam air, bersama-sama perangkat pada lumba-lumba, dan mikrofon membantu para peneliti memetakan arah dan amplitudo suara yang dibuat hewan ketika menemukan ikan.

Lumba-lumba menggunakan ekolokasi untuk bernavigasi dan berburu, mengirimkan gelombang suara kembali kepada kita dan kemudian menggunakan gema kembali untuk menemukan sesuatu, seperti mangsa potensial.

Saat berburu, hewan dapat melebarkan pancaran suaranya hingga 50% saat mendekati mangsanya. Para ilmuwan menyamakan pendekatan ini dengan menggunakan senter, di mana berkas cahaya sempit bekerja paling baik untuk jarak dan ketika lebih lebar bekerja paling baik untuk jarak dekat.

Sebuah struktur di depan dahi lumba-lumba yang disebut melon mengontrol variasi dalam perambatan sinar.

Para peneliti berpikir bahwa ?senter? itu juga bisa digunakan oleh paus dan lumba-lumba bergigi lainnya. Mereka berharap suara itu suatu hari nanti bisa digunakan untuk memperingatkan hewan akan jaring ikan di dekatnya, mencegah mereka terjerat jaring saat mengejar mangsanya.

Kredit Gambar: ori2uru / Flickr/ Wikimedia Commons

Related Posts