Hutan tanpa dekomposisi

30 tahun setelah ledakan pembangkit nuklir di Chernobyl, ekosistem wilayah ini terus menderita akibatnya

Meski tidak ada populasi manusia di kawasan Chernobyl, namun masih ada tumbuhan dan hewan yang menghuni kawasan ini. Burung memiliki otak yang jauh lebih kecil daripada rata-rata bagi mereka yang tidak tinggal di zona radioaktif, pohon tumbuh jauh lebih lambat, dan populasi serangga seperti laba-laba, lebah, jangkrik, dan kupu-kupu sangat kecil.

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Oecologia , organisme saprotrofik, seperti jamur dan bahkan serangga yang memulai proses dekomposisi, juga menderita kontaminasi. Mereka memakan komponen organisme lain, seperti daun mati atau bangkai. Makhluk-makhluk ini adalah bagian yang sangat penting dari ekosistem karena mereka bertanggung jawab untuk mendaur ulang bahan organik.

Tim Mousseau dari University of South Carolina dan Anders Møller dari University of Paris-Sud telah melakukan penelitian di hutan Chernobyl. Selama penelitian mereka, mereka berdua menyadari bahwa bahkan setelah beberapa dekade, batang pohon mati tetap sama.

Untuk penyelidikan, tim mengumpulkan ratusan daun yang tidak terkontaminasi radiasi dan menyebarkannya di area yang paling terkontaminasi di hutan Chernobyl. Sembilan bulan kemudian, para peneliti menemukan bahwa daun yang tersebar di daerah yang terkontaminasi menunjukkan dekomposisi 40% lebih sedikit daripada di daerah yang tidak terkontaminasi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa tingkat dekomposisi sebanding dengan tingkat kontaminasi radioaktif di daerah tersebut. Radiasi memiliki efek merusak pada mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

Mousseau dan kelompok penelitinya khawatir bahwa akumulasi daun di hutan Chernobyl dapat menyebabkan kebakaran besar. “Daun yang telah terakumulasi selama 28 tahun bisa menjadi bahan bakar yang hebat dan radiasi akan menyebar lebih banyak lagi di wilayah tersebut dan bisa mencemari daerah berpenduduk.”

Related Posts