Hewan apa yang paling mematikan?

Ia tidak memiliki cakar, tidak memiliki gigi, dan tidak memiliki racun yang kuat, namun ia membunuh satu juta orang setiap tahun.

Ketika kita memikirkan hewan berbahaya, hiu, singa, ular, laba-laba, dan beruang muncul di benak kita. Setiap spesies dengan gigi tajam, cakar, atau racun sering dianggap sebagai ancaman, namun, hewan yang paling ditakuti tidak selalu yang paling berbahaya. Hewan yang menyebabkan jumlah kematian manusia terbesar terkadang tidak diperhatikan.

Katak panah beracun (Dendrobatidae), misalnya, panjangnya hanya beberapa sentimeter, namun punggungnya sangat beracun sehingga racun dari seekor katak bisa membunuh 10 orang. Saat berenang di laut, perhatian terbesar biasanya adalah hiu. Akan lebih masuk akal untuk khawatir dengan ubur-ubur Australia yang dikenal sebagai cubozoans atau “tawon laut” (Cubomedusae). Masing-masing memiliki sekitar 60 tentakel, panjang 4,5 meter, dan setiap tentakel memiliki racun yang cukup untuk membunuh 60 orang.

Namun, hewan paling berbahaya di dunia menyebabkan kematian satu juta orang setiap tahun, yaitu nyamuk. Gigitan nyamuk bertanggung jawab atas lebih dari 300 juta kasus malaria yang terjadi setiap tahun, menurut WHO. Menurutnya, seorang anak meninggal karena malaria setiap 30 detik.

Tidak semua nyamuk membawa malaria, hanya nyamuk betina dari genus Anopheles, yang ditemukan di seluruh dunia kecuali Antartika. Saat ini, ada obat untuk mengobati penyakit ini, tetapi vaksin pencegahannya belum dikembangkan. Sebagian besar kematian akibat malaria saat ini terjadi di Afrika, selatan Sahara.

Selain menularkan malaria, nyamuk juga membawa Virus West Nile dan demam berdarah, yang keduanya bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Jadi hewan yang paling mematikan bukanlah binatang besar atau reptil yang mengerikan, tetapi serangga kecil dan umum ini.

Related Posts