Lebih sedikit debu dan lebih banyak badai dengan pemanasan global


Konsekuensi dari era baru…

Debu yang berhembus dari gurun Sahara menyebar ke seluruh planet, bahkan mencapai kutub menyebabkan perubahan iklim. Para ilmuwan mengatakan bahwa Sahara akan menghasilkan lebih sedikit debu selama abad berikutnya, sebagai akibat dari pengaruh pemanasan global pada pola angin.

Apa konsekuensinya? Antara lain, pengurangan debu dapat membantu menyebabkan lebih banyak pembentukan badai di Samudra Atlantik.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, tim peneliti dari AS dan Prancis menggunakan simulator pola angin untuk menganalisis debu dari gurun Sahara selama 160 tahun, dari 1851-2011. Menemukan bahwa debu di udara melewati periode siklus konsentrasi tinggi dan rendah. Konsentrasi tinggi terjadi 1910-1940, dan periode lain 1970-1980. Melewati konsentrasi rendah pada tahun 1860, 1950 dan tahun 2000.

Ketika para peneliti memproyeksikan pola angin dari caral iklim, mereka menemukan bahwa mereka telah memperkirakan tren penurunan signifikan dalam emisi debu dan transportasi Afrika, menyebabkan emisi rumah kaca meningkat selama abad 21. Itu benar, karena pemanasan global dapat menyebabkan pengurangan dalam peredaran angin tropis.

Umpan balik atmosfer itu akan meningkatkan pemanasan Atlantik Utara tropis, membuat cekungan lebih cocok untuk pembentukan badai. Namun, pengurangan debu juga dapat memiliki beberapa efek lingkungan yang menguntungkan, misalnya, dapat menghasilkan kualitas udara yang lebih baik di Afrika Barat.

Pada tahun 2014 badai gurun yang intens menyebabkan tingkat polusi yang kritis di Inggris dan Wales. Jadi inilah saatnya untuk menyadari bahwa segala sesuatu di planet ini terhubung dan polusi memiliki konsekuensi mematikan jangka panjang…

Kredit Gambar: NASA

Related Posts